Pada suatu saat saya mendapat Call dari seorang wanita yang menghendaki untuk sekedar bertanya seputar content articles dalam blog saya ini . Beberapa saat diskusi kami berkisar soal keseriusan artikel yang saya tulis di sini , maklum beberapa akan menangkap kesan tak serius karena memang saya mencoba untuk lebih mereprentasikan diri dengan style santai dan enjoy enjoy aja .
Pada kali kesekian obrolan kami mulai fokus ke persoalan yang dia utarakan kepada saya , yaitu tentang hubungan affair dia dengan bawahannya . Memang dengan posisi dia yang cukup representatif di perusahaannya , tentu banyak keleluasaan yang bisa dia dapatkan .
Cerita dia berawal saat melakukan perjalanan dinas keluar kota , sebagai seorang manager tentu dia di dampingi oleh seorang staff ahli untuk menemani saat mengadakan pertemuan dengan koleganya di luar kota tersebut .
Kegelisahan mulai terjadi saat mulai ada perasaan iseng dan try and error untuk saling menggoda di antara keduanya , baik saat saat dalam perjalanan atau saat menginap dan makan malam dalam perjalan dinas ke luar kota .
Tanpa di sadari Klien saya ( sebut saja Sus Indri ) sudah terseret sedemikian jauh ke dalam hubungan affair yang di rasa semakin hari semakin menjerat , bahkan kalau boleh jujur mulai mengganggu kehidupan pribadi keluarganya . Niat awal Sus Indri hanya sekedar iseng iseng berhadiah saja namun kenyataannya justru menjadi suatu psikologi konflik yang cukup ribet .
Kami membahas apa yang Sus Indri hadapi dengan suasana yang sengaja saya bawa ke kondisi yang ringan , santai dan bersahabat .
Sebagai teman diskusi , tentu saja saya tidak akan pernah untuk menghakimi apapun , tidak akan pernah mengatakan salah , tidak boleh dan analogi lainnya . Secara psikologi saya hanya mendukung secara bagaimana membuat apapun keadaan yang dia hadapi , supaya tidak menimbulkan tekanan baik secara moril maupun psikologis .
Kami terlibat dalam pembicaraan yang cukup mengasyikkan karena dari situ saya tangkap niat awal Sus Indri yang hanya sekedar iseng iseng saja tanpa bermaksud sampai lebih lanjut , namun dia terjebak dalam situasi yang benar benar tidak di rencana dan di duga sejak awal . Memang iya Sus Indri menikmati kisah Affair-nya tersebut , namun hal tersebut begitu keterusan mulai membuat ia sering berbohong dengan suami , mulai mencari cari acara kantor untuk dinas keluar kota dan berbagai situasi yang sengaja Sus Indri ciptakan untuk memenuhi keisengannya tersebut .
Bisa jadi Konseling kami ini tidak menyelesaikan permasalahan Sus Indri saat ini , akan tetapi paling tidak saya mulai bisa menanamkan bahwa Sus Indri harus dapat menjaga kesadaran psikologi-nya saat melanjutkan Affair-nya tersebut , tanpa masuk dalam perangkap temptation yang akan membuat dia terlena sehingga dapat menjadikan semua berantakan .
Kalau boleh boleh berharap sih , mudah mudahan Sus Indri cepat mengambil sikap , Doing Now Or Never . Intinya hal apapun yang akan menimbulkan ketidak-nyamanan , pertengkaran, dan hal hal yang tidak di inginkan , semoga dapat di hindari dan mencoba sesuatu yang tidak berisiko bruk alias fine fine saja .
Terjebak Confusing dalam affair dengan bawahan
| hasrat wanita, konseling, Psikologi Manusia, relationship | 0 komentar »
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Related Links
Related Links
-
-
Tidak Singgung Konflik Gaza, Tapi Ingin Rangkul Islam - *Washington* - Barack Hussein Obama telah resmi menjadi Presiden AS. Pria keturunan seorang muslim Kenya tersebut membangkitkan harapan banyak pihak, tak h...15 tahun yang lalu
-
-
Sleeping Beauty - Once upon a time there was a Queen who had a beautiful baby daughter. She asked all the fairies in the kingdom to the christening, but unfortunately forgot...15 tahun yang lalu
0 komentar
Posting Komentar